Kucium Baitullah Dengan Salamku


Oleh : Ruslan Ismail Mage

Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang sahabat yang memberiku hadiah istimewa. Bagi orang lain mungkin menganggap hadiah ini tidak bernilai, tetapi pada hakekatnya hadiah ini sangat bernilai bahkan melebihi nilai lain yang ada pada benda apapun. Saking istimewanya hadiah itu sampai mata saya tidak berkedip karena fokus, lalu menjabat tangan sahabat tersebut sampai tiga kali. Kalau dianalogikan, sahabat tersebut telah memberikan hadiah obor olimpiade yang akan menggelorakan jiwa-jiwa yang sedang terlelap.

Hadiah itu adalah cerita fakta inspiratif yang dialaminya langsung. Dalam suatu kesempatan, sahabat tersebut bertemu dengan seorang bapak tua yang hidupnya sangat sederhana, bahkan bisa dikategorikan hidunya pas-pasan. Pendapatannya hanya cukup untuk makan malam hari dan tidak kelaparan untuk besok harinya, tetapi dia menjalaninya dengan ikhkas tanpa mengeluh.

Disinilah letak tulisan ini berawal dan menarik untuk dimaknai, karena dibalik hidupnya yang pas-pasan, bapak tua ini bisa menunaikan rukun Islam kelima yaitu ibadah haji. Kemampuan ekonominya yang berbanding terbalik dengan kemampuannya menunaikan ibadah haji, mematahkan logika sahabat tadi. Kerena penasaran sahabat bertanya, maaf bapak saya ingin meneladani cara hidup bapak yang hidup sederhana, bahkan bisa jadi tidak cukup dalam menjalani hidup, tetapi bapak bisa naik ke Tanah Suci Mekkah. Apa rahasianya dan amalan apa yang bapak lakukan.

Bapak tua hanya diam sejenak lalu mengatakan, saya hanya menjalani hidup dengan ikhlas dan melakukan amalan dengan ikhlas yaitu "selalu mengucapkan salam kepada setiap orang yang saya temui baik saya kenal maupun tidak kenal, kapan dan dimanapun".

Sahabat pembelajar inilah kuncinya, sampai Allah SWT meridhoi-Nya dan menuntun langkahnya pergi mencium Baitullah. Sudah puluhan tahun bapak tua ini selalu ikhlas mengucapkan salam “Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatu” (Aku berdoa semoga kamu sejahtera). Tidak ada salam berdiri tunggal, karena wajib dijawab oleh orang yang diberi salam “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh”.

Itu berarti selama puluhan tahun tidak terhitung jumlahnya lagi berapa banyak orang yang didoakan lewat salamnya, sebanyak itupula orang yang mendoakannya sejahtera kembali karena dijawab salamnya. Disebutkan di dalam Muwattha’ Imam Malik, diriwayatkan oleh Tufail bin Ubai bin Ka’ab bahwa, Abdullah bin Umar RA biasa pergi ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang di sana tanpa ada keperluan membeli atau menjual apapun. Ia benar-benar memahami arti penting mengawali mengucapkan salam.

Dalam suatu riwayat dijelaskan Imam Husain As bersabda, “Memberikan salam memiliki tujuh puluh ganjaran dimana enam puluh sembilan bagi orang yang menyampaikan salam dan satu bagian bagi orang yang menjawabnya. Lantaran memberikan salam merupakan sebuah amalan yang dianjurkan namun wajib menjawabnya.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.”

Abdullah bin Umar RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.”

Dengan salamnya bapak tua tadi mencium Baitullah. Jadi kepada sahabat pembelajar, jangan pernah menunda waktu lagi untuk konsisten mengucapkan salam, agar mimpi indahnya dapat diwujudkan oleh Allah SWT. Amin.
#Sipil Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.kawasansumbar.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pimred: Adrianto