Pasaman Barat-
Kawasan Sumbar.Com
Tepat pada tanggal 23 September 2020, pesta demokrasi pemilihan kepala daerah serentak 2020 akan dilaksanakan dibeberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia.
Pilkada serentak tahun 2020 juga akan diikuti oleh masyarakat Pasaman Barat dimana masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat akan berakhir pada tahun 2021. Tidak tanggung-tanggung hiruk pikuk Pilkada Pasaman Barat sudah mulai terasa sejak dilantiknya anggota DPRD Pasaman Barat tahun 2019 yang lalu, dan itu dirasa sangat wajar karena perolehan kursi di DPRD Pasaman Barat adalah tiket untuk bertarung dalam Pilkada Pasaman Barat tahun ini.
Atmosfer politik Pasaman Barat mulai semakin terasa setelah ada beberapa Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati yang sudah berani mendeklarasikan diri untuk maju pada perhelatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Tidak hanya itu, banyak Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati yang sudah mulai tebar pesona dan bersosialisasi baik berkomunikasi langsung dengan masyarakat maupun melalui media cetak dan elektronik serta melalui iklan spanduk, baliho, poster dan banner. Hal itu wajar . Ujar H. MARYANTO.SH.MH
Dengan semakin dekatnya pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat, tidak jarang ada juga pendukung Calon Bupati atau Wakil Bupati Pasaman Barat menyerang dengan berbagai isu kepada calon lain tidak terkecuali isu Sara. Walaupun cara-cara itu tidak dibenarkan namun itu akan tetap ada dan orang-orang yang memainkkan isu Sara adalah orang yang tidak siap untuk bertarung secara fair.
Padahal kalau boleh jujur, adu gagasan dan adu prorgam lebih tepat dalam mempengaruhi pemilih bukan menebar isu-isu sensitif yang berdampak pada perpecahan. Begitulah perhelatan pesta demokrasi selalu ada intrik politik untuk membuat lawan gugur sebelum bertarung, hal itu sejalan dengan seni perang Sun Tzu "seni tertinggi perang adalah untuk menaklukkan musuh tanpa pertempuran".
Dari sekian banyak Calon Bupati atau Wakil Bupati Pasaman Barat maka bisa dikategorikan menjadi dua golongan, yang pertama golongan tua dan yang kedua golongan muda. Tokoh muda Pasaman Barat yang sudah mulai bergriliya untuk bersosialisasi dilihat secara kasat mata dengan media baliho dan spanduk itu ada nama Cutra
Kalau dilihat dari umur KAMI berempat ini adalah sosok melenial yang siap bertarung dalam Pilkada Pasaman Barat tahun 2020, serta tidak tertutup kemungkinan diantara mereka akan ada menjadi Bupati atau Wakil Bupati Pasaman Barat dimasa yang akan datang.
Mengapa demikian, karena berdasarkan hasil taksiran persetase pemilih berdasarkan pembagian generasi di Kabupaten Pasaman Barat yang dipublis oleh VOX institute, jumlah pemilih generasi Milenial di Pasaman Barat 51,12 %, pemilih generasi X 32,10 %, jumlah pemilih baby boom 9,11 %, jumlah pemilih generasi Z 6,35 % dan jumlah pemilih veteran 1,32 %.
Melihat hasil persentase pemilih milenial di Pasaman Barat maka peluang tokoh muda dan milenial Pasaman Barat untuk menjadi Bupati atau Wakil Bupati Pasaman Barat sangat besar.
Tapi tidak cukup dengan hanya bermodalkan muda dan milenial, tokoh muda juga harus berwibawa, punya karakter kepemimpinan yang kuat, punya wawasan kebangsaan yang universal serta agamis.
Kalau masyarakat Pasaman Barat ingin ada energi baru di Pasaman Barat, ya jawabannya pilih tokoh muda untuk jadi pemimpin Pasaman Barat Itu mungkin saja terjadi, karena sejak berdiri dari tahun 2004 Pasaman Barat tidak pernah dipimpin oleh tokoh muda, jadi Pilkada 2020 adalah momentum yang paling tepat untuk merubah wajah Pasaman Barat agar lebih punya harapan.
Faktor kejenuhan masyarakat dengan kepemimpinan yang itu-itu saja, juga membuka peluang Pasaman Barat akan dipimpin oleh anak muda. Walaupun demikian, bukan berarti Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati Pasaman Barat dari golongan tua tidak punya peluang untuk menjadi Bupati atau Wakil Bupati Pasaman Barat
dalam politik semua bisa terjadi. Politik adalah seni membaca kemungkinan, dengan demikian segala kemungkinan bisa terjadi pada Pilkada Pasaman Barat tahun 2020. Yang jelas semua kita sepakat Pasaman Barat harus ada perubahan dan tidak boleh stagnan.pungkas . H. Maryanto.
(Rajo Alam)
Baca Juga
0 Komentar