Pemimpin yang Baik, Mencintai dan Dicintai Rakyat

Kawasan Sumbar-PASBAR“Sebaik-baiknya pemimpin kamu adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pun mencintamu, kamu menghormati mereka dan merekapun menghormati kamu. Pun sejelek-jeleknya pemimpin kamu adalah mereka yang kamu benci dan mereka pun benci kepada kamu. Kamu melaknat mereka dan mereka pun melaknatmu”

Memilih pemimpin, tidaklah mudah. Hal ini terkait fungsi dan keterampilan seseorang dalam memimpin. Pemimpin yang baik adalah  pemimpin betulan bukan pemimpin kebetulan. Pemimpin betulan, adalah pemimpin yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang diajarkan oleh Islam. Sedangkan pemimpin kebetulan adalah orang yang kebetulan menjadi pemimpin,  tanpa dilandasi keterampilan dalam memimpin dan tidak tahu aturan. Seorang pemimpin, harus berpihak pada rakyat dan umat karena pemimpin datang dari umat dan memimpin untuk umat.

Hal tersebut diungkapkan Bakal Calon Bupati Pasaman Barat, H. Maryanto, SH.MM dalam temu ramah di Kediaman , Jum'at yg lalu, temu ramah ini dihadiri Awak Media dan masyarakat

Rasulullah SAW,  mengamanatkan kepada umat Islam harus mempunyai pemimpin dalam setiap aktifitasnya, “Seperti yang diungkapkan dalam hadis, Rasuluullah SAW bersabda, tiga orang saja dalam perjalanan jauh, angkatlah seorang diantaranya menjadi pemimpin,” terang H. Maryanto

Setiap diri kita adalah pemimpin bagi diri masing-masing. Pemimpin yang baik salah satunya menjadi pemimpin rumah tangga yang baik.. H.Maryanto mengingatkan, kepemimpinan adalah hal yang penting,” katanya.

Al Quran mengajarkan kepada umat Islam bahwa konsep kepemimpinan adalah kekuasaan yang berada di genggaman Allah SWT seperti tercantum dalam Q.S. Al Imran ayat 26.  “Allah SWT yang memberikan jabatan dan kedudukan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah SWT pula yang mencabutnya sesuai kehendak-Nya. Keyakinan kita pada hakikatnya,  yang menetapkan itu Allah SWT. Allah SWT yang Maha Kuasa yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin dan Allah SWT membuat aturannya. Kepemimpinan itu pemberian dari Allah SWT,” jelasnya.

Menjadi pemimpin hendaknya tidak membuat seseorang menjadi sombong. Sebaliknya, tidak menjadi pemimpin jangan menjadi minder karena kemuliaan bukan ada pada jabatan dan kedudukan. H. Maryanto mengatakan, banyak orang yang mempunyai kedudukan tapi tidak mempunyai kemuliaan. Dan tidak sedikit orang yang tidak mempunyai jabatan dan kedudukan tapi mempunyai kemuliaan. Jabatan merupakan keputusan dan pemberian dari Allah SWT, maka harus selalu bersyukur pada-Nya.

Seorang pemimpin juga harus adil dan jujur. Kedua sikap ini merupakan akhlak mulia bagi seorang pemimpin. Wujud syukur menjadi seorang pemimpin yang diberikan oleh Allah SWT yaitu apa pun harus disyukuri dan melaksanakan apa yang menjadi amanat. Jabatan dan kedudukan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabakan dan disadari untuk menjaganya. H. Maryanto mengingatkan, jabatan sebagai amanah akan melahirkan penyesalan, kesedihan dan kesengsaraan kecuali mengambilnya dengan cara yang baik dan melaksanakan tugas dengan baik.

“Jabatan dan kedudukan merupakan media amar ma’ruf nahi munkar. Kalau memang jabatan itu membuat kita jauh dari Allah SWT lebih baik tidak punya jabatan. Surga tidak ditebus dengan jabatan tapi dari kesolehan,” tegasnya.

 Agama di suatu masyarakat tergantung dari agama dan keyakinan pemimpinnya. Jika pemimpinnya soleh, ada harapan masyarakatnya untuk ikut menjadi soleh. Seorang pemimpin, kata H.Maryanto harus memiliki empat sifat Rasulullah SAW yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Selain itu pemimpin juga harus tepat janji, jangan menjadi pendendam dan harus menjadi pemaaf.

“Harus diartikan bahwa orang Islam itu harus punya pemimpin supaya tidak menyalahi aturan dan tidak menyalahi Al-Quran. Harus menyiapkan orang menjadi pemimpin yang memiliki persyaratan akhlak, kemauan dan kecintaan pada ayat Al-Quran,” ujarnya.

Tantangan saat ini tidak hanya melarang masyarakat untuk memilih pemimpin yang tidak memenuhi persyaratan tapi harus bisa melahirkan pemimpin yang memenuhi persyaratan. Pemimpin pun wajib dipatuhi kecuali yang mengajak kepada kemaksiatan dan kejahatan.

Dalam memilih pemimpin, beliau berpesan untuk memilihnya menurut kesadaran batin. Walaupun adanya perbedaan, keikhlasan harus selalu dimiliki karena yang terbaik merupakan tanggung jawab dihadapan Allah. “Jangan juga memilih melalui jalur suap karena ancamannya neraka,” pungkasnya

#Rajo



Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.kawasansumbar.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pimred: Adrianto