Pasbar KS Akses Jalan menuju Jorong Sikilang, Nagari Sungai Aur, Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) hingga saat ini masih dalam kondisi tergolong sangat memprihatinkan dan terisolir.
Selain memanfaatkan jalan milik perusahan perkebunan, masyarakat setempat juga terpaksa harus menggunakan alat penyeberangan untuk melewati salah satu sungai. Sebab tidak adanya jembatan yang tersedia untuk bisa dilalui masyarakat.
"Jembatan lain tidak ada, ponton ini lah salah satu alat penyeberangan yang kami gunakan untuk bisa menyeberangi sungai dan kami pun harus merogoh saku untuk membayar setiap kali penyeberangan," sebut Nedi kepada Awak Media Selasa (21/1/2020).
Menurutnya, kepedulian pemerintah terhadap masyarakat Jorong Sikilang yang dihuni ratusan kepala keluarga tidak ada. "Pemerintah terkesan tidak peduli dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda rencana untuk membangun akses jalan dan jembatan kekampung kami," katanya.
Ia mengungkapkan, akibat sulitnya akses jalan untuk ditempuh, beberapa kali peristiwa menyedihkan yang berakibat, sehingga meninggalnya warga sikilang dalam perjalanan hendak menuju rumah sakit. "Ada bayi dalam kandungan dan ada pasien yang meninggal dalam perjalanan karena terlambat mendapat pertolongan medis," ungkap Nedi.
"Akses jalan sangat buruk, selain bergelombang dan berlobang, jalan-jalan yang dilalui pun akan diperparah ketika masuk musim hujan, jalan akan terlihat seperti sungai, tentu kami akan bertahan hingga air surut," terang dia.
Lanjutnya, disamping itu yang sangat mengkhawatirkan ketika masyarakat ingin menggunakan alat penyeberangan. "Roda dua dan roda empat terpaksa harus menaiki ponton, sebab ini satu-satunya akses penyeberangan kendaraan kami disini," katanya.
Ia menjelaskan, untuk menuju pusat Kabupaten Pasbar dari Jorong Sikilang, ada sekitar 30 Kilometer dengan memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan dalam kondisi jalan saat ini," jelasnya.
"Kadang kami sudah jenuh untuk menyampaikan keluhan ini, sebab sudah beberapa kali disampaikan baik kepada pejabat eksekutif maupun legislatif, seolah tidak ditanggapi secara serius, ini bisa dilihat sejak 16 tahun Kabupaten ini berdiri, tidak pernah ditanggapi," ungkap Nedi.
Untuk itu ia berharap, semoga pemimpin kedepan, siapapun orangnya, agar dapat peduli dan memprioritaskan pembangunan pada daerah terpencil. "Kami benar-benar ingin merasakan pemerintah itu ada untuk masyarakat," harapnya.
Sementara itu salah seorang aktivis Pasbar, Yuheldi Nasution menilai slogan yang sering disebut Negeri Petro Dolar', hanya sekedar slogan. Bukti nya kata Yuheldi, hingga saat ini 16 tahun berdiri Kabupaten Pasbar masih menyisakan problem yang sangat fatal.
"Dimana cita-cita dimekarkannya Pasbar tahun 2004 silam, saya lihat masih bertolak belakang dengan kenyataan saat ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, kondisi jalan menuju Sikilang memang tergolong memprihatinkan. Selain itu, jembatan yang digunakan sebagai akses penyeberangan sangat tidak layak. "Itu dikhawatirkan dapat menelan korban jiwa, apabila hal tersebut terus dibiarkan," jelasnya.
"Kita sangat kecewa kepada Pemkab Pasbar, seolah olah tidak peduli terhadap masyarakat Sikilang. Sebatas yang kita ketahui, serapan dana APBD Pasbar untuk membangun akses jalan dan Jembatan menuju Sikilang masih sangat minim.
"Bahkan boleh dikatakan, pada periode Bupati lima tahun belakang ini belum ada menyentuh, padahal Sikilang adalah bagian dari wilayah Kabupaten Pasbar," kata Ketua Aliansi Masyarakat Bersatu Pasaman Barat itu.
" Rajop
0 Komentar