Peringatan Maulid; Ungkapan Cinta Untuk Baginda Rasulullah





Oleh : Wakil Ketua DPRD Endra Yama Putra. S. Pi
Pasaman Barat - Kawasan Sumbar.Com Pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam memperingati peristiwa agung lahirnya baginda Rasulullah SAW atau yang dikenal dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, untuk tahun ini moment 12 Rabiul Awal 1443 H bertepatan dengan hari Selasa tanggal 19 Oktober 2021.

Sejak tadi malam dan kemarin gema shalawat terdengar jelas di masjid, meunasah dan juga balai pengajian di Kabupaten Pasaman Barat dan juga Kecamatan Sasak Ranah Pasisie 

Kondisi saat ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya, kita diuji dengan wabah penyakit yang hampir merata di seluruh dunia, yaitu virus Corona (Covid-19) sehingga gaung peringatan maulid  tak semeriah biasanya, ia berjalan biasa saja. Tapi tahun ini Alhamdulillah gaungnya lebih meriah dibanding tahun lalu, kini wabah Covid 19 mulai jinak dan semoga segera berkahir.

Semarak ucapan selamat memperingati Maulid Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam tahun ini juga lebih meriah, hampir semua memasang ucapan tersebut, dan semakin berkurang perdebatan tentang kebolehan memperingatinya.

Umat Islam di dunia biasanya melaksanakan perayaan maulid dengan cara yang bervariasi. Bahkan, di Pasaman Barat  perayaannya sampai tiga bulan. Tradisi perayaan ini tentu berbeda di antara umat-umat Islam, tergantung daerah masing-masing.

Sebagian daerah merayakannya dengan majelis ilmu dalam bentuk dakwah, pengajian di masjid atau di kantor-kantor.

Sebagian daerah lain merayakan dengan kenduri, kemudian pada malamnya dilanjutkan dengan dakwah dari da’i-da’i ternama di daerah tersebut.

Memang, permasalahan perayaan maulid Rasulullah SAW sering menjadi perdebatan dan perbedaan pendapat. Sebagian kelompok mengatakan perayaan maulid itu bid’ah, atau tidak perlu dilakukan.  Namun sebagian kelompok yang lain berpendapat bahwa perayaan maulid ini boleh dilaksanakan dan sangat dianjurkan.

Perbedaan pendapat ini lumrah dan biasa, tidak harus terjadi perpecahan dan saling menghina sesama, apalagi saling menjelekkan. Dalam hal ini, kedua kelompok punya argumen dalil masing-masing dalam menjalankan pendapatnya.

Terlepas dari pro kontra perayaan maulid, di sana ada hal penting yang perlu kita perhatikan, yaitu tentang bagaimana cara membuktikan cinta kita kepada Baginda Rasalullah SAW. Sehingga kita dapat mengimplementasikan norma-norma kehidupan Rasullullah SAW dalam kehidupan kita, menelusuri sirah dan menjadikannya sebagai  uswah dan qudwah.

Wakil Ketua DPRD Endra Yama Putra menyampaikan “Kelahiran Rasulullah SAW bagaikan matahari terbit. Maka cahaya bintang-bintang para nabi lain pun meredup dalam terangnya cahaya matahari Rasulullah SAW. Hari kelahiran Nabi SAW bukanlah hari yang berlalu begitu saja. Hari tersebut harus selalu kita rayakan di setiap hari. Hari dimana rasul dilahirkan merupakan hari terbaik sepanjang masa, sejak Allah menciptakan bumi dengan segala isinya. Bahkan sejak Allah menciptkan Alam dengan segala yang ada di dalamnya,” tulis Endra Yama Putra itu dalam postingan  Facebook nya.

**Muhasabah Cinta Nabi**

Perayaan maulid tidak hanya menjadi perayaan seremonial, ajang gengsi dan ajang perbaikan gizi ‘makan-makan’ saja. Akan tetapi, perayaan maulid menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan kita kepada Rasullullah SAW. Ini menjadi ajang  meningkatkan ‘gizi’ spiritual kita, menelaah sirah Rasullah SAW, kemudian mengikuti semua syariat yang dibawanya, menjadikan Rasulullah idola dan teladan dalam kehidupan kita, sehingga nutrisi “menjalankan sunnahnya” terpenuhi.

Meninggalkan perbedaan adalah mustahabbun (dianjurkan). Kaidah fikih ini sangat cocok untuk diterapkan pada saat ini,  karena menganjurkan keluar dari perbedaan demi menjaga persatuan dan menjauh dari perpecahan.

Seperti halnya dalam masalah perayaan maulid ini, terus menerus berbeda pendapat. Namun pada momen maulid ini kita kembali kepada ”muhasabah cinta” kepada Rasulullah SAW.  Menjadikan ajang perbaikan ‘gizi’ spiritual menambahkan keimanan dan kecintaan.

Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi SAW adalah sebagai upaya untuk mengenal keteladanan Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam. Tercatat dalam sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.

Perayaan maulid di Pasaman Barat  disebut khanduri molod. Khanduri  melahirkan nilai positif, yaitu, ajang memperkuat silaturrahim dan untuk perbaikan gizi dengan menu khas yang ada pada musim maulid, dan menyambung silaturahmi ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Inti dari ihtifal maulid ini yaitu momen mengingat, mengatur kembali serta menata tentang kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Ini yang dimaksud sebagai ajang perbaikan ‘gizi’ spritual untuk lebih mencintai dan meneladani Rasulullah.

Terkadang selama ini kita terus berjalan, tanpa mau mengikuti amalan-amalan dan perkataan-perkataan Rasulullah. Dengan adanya momen semacam ini, satu hikmah paling besar, kita jadikan muhasabah cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan meneladani dan menjalankan sunahnya.

**Merajut Persaudaraan, Merawat Kebersamaan**

Bagi yang membolehkan merayakan khanduri maulid, juga berbeda tata caranya sesuai dengan adat daerah masing-masing. Ada sebagian daerah khanduri di masjid dan di meunasah, masyarakatnya membawa bu kulah, dan ada juga masyarakat membawa nasi kotak.

Di samping para panitia mengundang Nagari tetangga, di sini juga sudah terbentuk silaturrahim antara satu Jorong dengan Jorong yang lainnya dan santunan anak yatim.

Kemudian di rumah-rumah mengundang sanak famili, tetangga dan shahib-shahibnya  untuk berkenan hadir dan menyantap sedikit hidangan dari tuan rumah. Ini tentu hal yang sangat positif untuk menyambung dan mengikat silaturrahim. Kadang saudara yang jauh pun merapat utuk memenuhi undangan.

Perlu diketahui bahwa khanduri molod itu sebagai wasilah atau cara saja, karena berbeda generasi tentu berbeda cara mengungkapkan cinta kepada Rasulullah SAW.

Namun, yang perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi kemungkaran karena adanya acara-acara semacam ini. Misalnya, jangan sampai karena alasan menghadiri khanduri, seseorang malah meninggalkan salat. Atau khanduri dijadikan ajang unjuk gengsi semata, dan hal-hal lain yang dilarang oleh syariah.

Kemungkaran yang mungkin terjadi tersebut, tentunya bertentangan dengan tujuan mulia dilaksanakannya khanduri. Hal ini perlu dihindari oleh mereka yang menyelenggarakan khanduri molod.

Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak, lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani, kemudian di akhir acara dilanjutkan dengan makan-makan bersama.

Ada suatu hal yang membuat sebagian orang menjadi ragu-ragu untuk merayakan peringatan maulid ini, yaitu ketiadaan  perayaan semacam ini pada masa-masa awal Islam yang istimewa (alqurun al ula al mufadhalah).

Argumen ini, bukanlah alasan yang tepat untuk melarang perayaan itu, karena tidak ada seorang pun yang meragukan kecintaan mereka radhiyallahu ‘an hum terhadap Nabi SAW. Namun, kecintaan ini mempunyai cara dan bentuk pengungkapan yang bermacam-macam. Tentu saja bentuk pengungkapan rasa cinta kita kepada Rasulullah, berbeda dengan para sahabat kala itu.

Berbahagia dan bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah, tapi cara pengungkapan kebahagiaan itu hanya merupakan washilah (sarana) yang diperbolehkan untuk dilakukan. Setiap orang dapat memilih  cara yang paling sesuai  dengan dirinya untuk mengungkapkan hal tersebut.

Pandemi ini belum berakhir, tetaplah mengikuti prosedur pelaksanaan kegiatan bersama seperti dianjurkan pemerintah, menerapkan protokol kesehatan, menjaga diri dan juga orang lain dari hal membahayakan. Kalau memang belum memungkinkan  berkumpul  ramai-ramai seperti biasanya, gaungkan maulid secara virtual. Momentum maulid ini mengajarkan kita cara merawat cinta kepada Baginda Rasulullah SAW dan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Peringatan maulid ini mampu menjadi pengingat dan pembuktikan ungkapan cinta kita kepada Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dengan memperbanyak shalawat, membaca shirahnya, meneladaninya dalam berbagai aspek kehidupan, dan juga merajut persaudaraan dan menjaga kebersamaan

#Rajo Alam

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.kawasansumbar.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pimred: Adrianto