Dinkes Laksanakan Workshop Pencatatan dan Pelaporan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting

 


Arosuka, Kawasansumbar.com . Pemerintah Kabupaten Solok melalui Dinas Kesehatan melaksanakan kegiatan workshop pencatatan dan pelaporan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Rocky Hotel Padang, Senin (13/12/2021). 

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini menghadirkan para pejabat maupun staf teknis yang terkait dengan workshop, dengan jumlah peserta sebanyak 45 orang.

 Selain itu tampak hadir Kepala Dinas Kesehatan Dr. Maryeti Marwazi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Darniyenti Elvita, SKM, MKM dan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan manusia yang diwakili oleh Kasubid Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Yulia Ramadona, SKM, MKM.

Dalam pembukaan acara, Kepala Dinas Kesehatan Dr. Maryeti Marwazi menyampaikan kegiatan workshop ini merupakan tindaklanjut dari delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting di Kabupaten Solok. Seperti diketahui Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten/kota yang angka prevalensi stunting-nya masih tinggi. 

Oleh karena itu perlu dilakukan aksi percepatan dalam penanganan dan penurunan angka stunting tersebut. Stunting sendiri merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. 

Stunting tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa dewasa.

Lebih lanjut Maryeti Marwazi menjelaskan, dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% balita menderita stunting. Masalah gizi lain terkait dengan stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah anemia pada ibu hamil 48,9%, Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR 6,2%, balita dengan status gizi buruk 17,7% dan anemia pada balita.

 Kabupaten Solok sendiri berdasarkan hasil penimbangan massal prevalensi stunting bulan Februari tahun 2021 berada di angka 17,9%.

Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan).

 Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.

“Pencatatan dan pelaporan/sistim manajemen data intervensi penurunan stunting merupakan aksi ke enam yang kita lakukan dalam upaya pengelolaan data di tingkat kabupaten/kota sampai dengan tingkat nagari. Hasilnya nanti akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan aksi-aksi integrasi lainnya. 

Selain itu juga dimanfaatkan untuk membantu pengelolaan program /kegiatan penurunan stunting terintegrasi,” ujarnya mengakhiri. Kegiatan dilanjutkan dengan pencacatan dan pelaporan, termasuk pengukuran dan publikasi stunting pada skala layanan puskesmas, kecamatan dan nagari oleh masing-masing peserta teknis yang hadir. 

Rosmaneli/hms


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.kawasansumbar.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pimred: Adrianto