Pariaman, Kawasansumbar.com --- Kota Pariaman adalah kota tujuan wisata. Dalam biografi, Kota Pariaman adalah kota kecil tetapi dengan semangat yang besar, Kami Pemerintah Kota Pariaman sangat fokus dibidang pariwisata dan sudah masuk ke tingkat nasional dan internasional.
Hal demikian disampaikan oleh Walikota Pariaman, Genius Umar pada seminar "Green Tourism is a World's Solution" melalui zoom meeting di Ruang Rapat Walikota Pariaman. Senin(13/12/2021).
Genius Umar yang juga selaku Co Presiden TPO (Tourism Promotion Organization for Asia Pacific Cities) atau organisasi promosi wisata kota se-Asia Pasifik mengungkapkan bahwa berbagai tantangan dan hambatan dijadikan kekuatan untuk mengeluarkan strategi kebijakan untuk menjadikan Kota Pariaman menjadi daerah tujuan wisata. Dalam keberlanjutan lingkungan, ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial.
“Orang banyak membangun pariwisata berbasis alam, melakukan eksplorasi terhadap sumber daya alam, kadangkala menyebabkan kerusakan sehingga tidak sustainable atau berkelanjutan lagi sumber daya alam tersebut. Ketika salah mengambil keputusan atau kebijakan dalam menjadikan sumber daya alam tersebut tempat pariwisata itu bisa menyebabkan kerusakan lingkungan”, ulasnya.
Genius juga menjelaskan bahwa yang kita lakukan di Kota Pariaman adalah dimana semua kawasan wisata berbasis dengan lingkungan, seperti penangkaran penyu, pengembangan hutan mangrove dan membangun sungai dengan konsep waterfront city, menata pulau-pulau dengan zonasi dan pulau dijadikan tempat wisata yang memiliki aturan sehinggga tidak terjadi kerusakan lingkungan. Ketika fungsi ekologi kita lakukan maka fungsi ekonomi dan sosial juga ikut tumbuh.
“Sebelumnya, 10 tahun yang lalu mangrove masih sedikit. Sekarang, pengunjung yang datang ke tempat penangkaran penyu kita arahkan untuk menanam mangrove serta masyarakat, secara tidak langsung mereka bertanggung jawab untuk mempertahankan dan menjaga mangrove tersebut tetap hidup”,sebutnya.
“Ini membuktikan bahwa pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga mangrove, sehingga green tourism di Kota Pariaman berkembang dengan cepat”, tambahnya.
Lebih lanjut, Genius juga menuturkan bahwa waterfront city merupakan kota yang menghadap ke air. Selama ini sungai, telaga dijadikan punggung dan tempat pembuangan sampah, namun sekarang kita merubahnya menjadi halaman dan tempat wisata.
“Semangat untuk menggunakan konsep waterfront city ini mulai dari Pemerintah Kota Pariaman, Pemerintah Kecamatan dan desa. Semua memiliki program untuk waterfront city. Dengan konsep ini, kita menjadikan pinggir sungai tersebut menjadi tempat wisata dan traking sepeda dan lari”, sambungnya.
“Selain itu, kita juga menanamkan konsep waterfront city sebagai sebagian dari green tourism di Kota Pariaman yang telah tumbuh ditengah-tengah masyarakat sehingga konsep green tourism di Kota Pariaman bisa diwujudkan”, pungkasnya mengakhiri.
Ria/hms
0 Komentar