Atensi Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto, Operasi Pencarian Berhasil Selamatkan Enam Nelayan Air Bangis


PASAMAN BARAT |  Kepanikan mulai terasa di Air Bangis ketika enam nelayan setempat hilang kontak dalam perjalanan pulang dari Pulau Panana Tana Bala, Nias Selatan. Sejak Kamis (20/11/2025), keluarga para nelayan terus mencoba menghubungi, namun telepon tidak lagi tersambung. Situasi itu membuat desa nelayan yang biasanya tenang berubah menjadi penuh kecemasan.


Di tengah suasana yang tidak menentu, Kapolres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto, S.Ik langsung mengambil alih komando. Begitu laporan diterima, ia memerintahkan jajarannya di Satpolairud untuk segera melakukan langkah darurat dan membangun komunikasi lintas instansi. Arahan Kapolres yang tegas dan cepat di awal menjadi fondasi seluruh rangkaian pencarian.


K keenam nelayan—Akmal Dodi, Marrio, Andika Putra, Zulfikar, Herbet Andi, dan Roni Kusnaedi Simbolon—diketahui berangkat menggunakan kapal kayu KM Primadona. Tidak ada yang menyangka perjalanan pulang mereka berubah menjadi perjuangan hidup dan mati ketika mesin kapal mengalami kerusakan berat. Air perlahan mengisi lambung kapal dan membuat mereka hanyut mengikuti arus.


Komunikasi terakhir dengan keluarga sekitar pukul 09.00 WIB hanya berisi kabar bahwa mesin kapal bermasalah. Setelah itu, tidak ada lagi pesan atau panggilan yang tersambung. Hilangnya kontak inilah yang mendorong Kapolres untuk segera mengaktifkan operasi SAR gabungan sebelum kondisi semakin buruk dan peluang penyelamatan menipis.


Pada Jumat pagi (21/11/2025), tim gabungan dari Polairud Polres Pasbar, TNI AL, Basarnas, serta nelayan setempat bergerak menuju titik koordinat terakhir kapal sekitar pukul 06.30 WIB. Kapolres memberikan instruksi agar pencarian dilakukan meskipun kondisi cuaca tidak mendukung. Perintah itu menjadi pegangan bagi seluruh anggota tim yang harus menghadapi gelombang setinggi dua meter.


Cuaca di laut semakin memburuk. Angin yang bertiup 6–8 knot membuat perahu kecil sulit bermanuver. Namun tim SAR terus melanjutkan pencarian, menyisir perairan lebih dari 10 mil dari titik kontak terakhir. Arahan Kapolres untuk memperluas area pencarian menjadi langkah yang akhirnya membuka peluang menemukan titik terang.


Sementara itu di daratan, keluarga para nelayan hanya bisa menunggu sambil memanjatkan doa. Deretan perahu nelayan yang terparkir di dermaga menjadi pemandangan yang mengingatkan bahwa enam orang sedang berjuang di lautan. Cemas, namun masih berpegang pada harapan bahwa upaya besar yang dipimpin Kapolres itu akan mendatangkan kabar baik.


Ketika pencarian memasuki jam-jam krusial, sebuah titik kecil terlihat mengapung di kejauhan. Tim SAR segera mendekat dan menemukan enam nelayan yang telah terombang-ambing hampir 20 jam. Mereka kelelahan, sebagian mulai mengalami dehidrasi, namun semuanya masih hidup. Sorak syukur terdengar dari kapal tim SAR yang berhasil mengangkat keenam korban dari laut.


Keenam nelayan kemudian dibawa menuju dermaga Air Bangis. Di sana, suasana berubah menjadi haru ketika keluarga menyambut mereka dengan tangis lega. Petugas medis dari Puskesmas Air Bangis langsung melakukan pemeriksaan standar terhadap kondisi fisik dan kesehatan para nelayan sebelum mereka dipulangkan.


Sementara itu, KM Primadona ditemukan dalam kondisi rusak berat. Badan kapal yang terpapar air dalam waktu lama mengalami keretakan, dan seluruh mesin tidak lagi bisa berfungsi. Kapal itu akhirnya ditarik oleh kapal masyarakat menuju muara Air Bangis. Kerugian diperkirakan mencapai Rp70 juta, ditambah risiko keselamatan yang nyaris merenggut nyawa awaknya.


Keberhasilan operasi penyelamatan ini kembali menegaskan pentingnya koordinasi cepat dalam situasi darurat di laut. Kapolres Pasaman Barat melalui kebijakan, arahan, dan keputusannya sejak jam pertama laporan masuk, memainkan peran sentral dalam memastikan seluruh unsur bergerak efektif di lapangan. Tindak cepat inilah yang kemudian menjadi kunci ditemukannya para nelayan dalam keadaan selamat.


Hari itu, Air Bangis kembali tenang. Angin laut berembus lebih lembut, seakan ikut merayakan kepulangan enam warganya. Di balik kisah panjang ini, tersimpan pelajaran berharga tentang kesiapsiagaan, kerja sama lintas instansi, serta kepemimpinan yang tepat di saat-saat paling menentukan. Enam nyawa berhasil diselamatkan, dan laut kembali memberi ruang bagi harapan.


TIM 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.kawasansumbar.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pimred: Adrianto